1 Korban Lion Air Teridentifikasi Melalui Metode Sidik Jari

Jakarta - Tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air, di perairan Karawang, Jawa Barat. Korban teridentifikasi seorang perempuan bernama Jannatun Cyntia Dewi (24), warga Sidoarjo, Jawa Timur.

"Berdasarkan hasil sidang rekonsiliasi pada pukul 18.00 di RS Bhayangkara Polri, ada satu body part yang dinyatakan teridentifikasi yaitu atas nama Jannatun Cyntia Dewi, perempuan, usia 24 tahun, alamat Sidoarjo, Jawa Timur, melalui metode sidik jari dan properti," kata Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, Rabu (31/10).

Sementara itu, Kapus Inafis Polri Brigjen Hudi Suryanto mengungkapkan, jenazah Jannatun ditemukan dari 24 kantong yang diterima pada hari Selasa (30/10).

"Syukur Alhamdulillah pada malam hari ini kita sudah berhasil mengidentifikasi seorang jenazah korban kecelakaan Lion Air, dan mudah-mudahan ini menjadi awal pembuka untuk identifikasi yang lainnya. Dari 24 kantong yang kemarin kami terima, ada satu kantong tepatnya kantong itu nomor register 00 Lion Tanjung Priok/0010/436/X/2018 yang di dalamnya ternyata body part atau bagian tubuh. Diantara yang ada di kantong itu, ditemukan tangan kanan dengan lima jari lengkap, kemudian itu menyambung dengan bagian tubuh, dada bagian atas, sampai ke perut, itu menjadi satu bagian yang tak terpisahkan," ungkapnya.

Ia menyampaikan, bagian tubuh Jannatun lebih baik dibanding temuan-temuan lainnya, sehingga agak lebih mudah untuk mengidentifikasinya.

"Kami memiliki peralatan yang langsung terhubung dengan data tunggal yang namanya E-KTP, sehingga melalui peralatan itu namanya inafis portable, kemudian kita coba ambil sidik jari jenazah itu dan muncul identitasnya, seorang perempuan," katanya.

Sejurus kemudian, tambahnya, guna memastikan apakah identitas yang keluar dari alat itu sesuai dengan sidik jari korban pihaknya harus membandingkan dengan data-data agar akurat.

"Ketika identitas ini muncul di alat kami, maka akan mendapatkan foto, sidik jari 10 lengkap, dan mendapatkan data keluarga yang bersangkutan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa data ini akurat kami harus membandingkan dengan sidik jari jenazah tersebut yang kami ambil lewat format AK23," jelasnya.

Menurutnya, dari lima jari kanan yang ditemukan, ternyata jari telunjuk kondisinya relatif masih baik, termasuk jari kelingkingnya.

"Selanjutnya, sidik jari ini kami bandingkan. Menurut ilmu daktiloskopi, manakala ditemukan kesamaan dari dua sidik jari yang diperbandingkan ada 12 titik, 12 titik persamaan saja itu sudah dipastikan identik meskipun itu di satu jari manusia. Cukup itu saja. Kalau sudah ditemukan 12 titik kesamaan, maka insya Allah identik. Pada korban, kami temukan 13 titik persamaan sehingga dapat kami yakini, ini adalah identitas yang bersangkutan dan identik. Artinya sidik jari di mayat dan sidik jari di E-KTP sudah sama," terangnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya juga melakukan pembandingan dengan data-data yang dikumpulkan dari pihak keluarga seperti ijasah dan pakaian.

"Kita sudah tunjukkan kepada keluarga, betul ini adalah putri saya, keluarga saya, anak saya. Siapa dia? Ini Jannatun Cyntia Dewi, tempat tanggal lahir Sidoarjo, 12 September 1994, perempuan, agama Islam, warga Dusun Prumpon RT 1 RW 1 Sukodono, Jawa Timur, pekerjaan mahasiswa, status belum menikah," tegasnya.

Menurutnya, temuan Tim Inafis juga didukung data dari kartu keluarga (KK). "Ternyata kartu keluarganya juga menyebutkan yang bersangkutan adalah sepertinya anak ketiga, perempuan, dari seorang ibu bernama Surtiyem dan bapak Bambang Supriadi. Tadi kami sudah bertemu, dan kartu keluarganya betul. Jadi inilah keyakinan kami, mengapa dari sidik jari ini akhirnya teridentifikasi jenazah korban kecelakaan Lion Air itu. Dan kami meyakini ini, karena tidak satu pun dari 10 juta bahkan 100 juta orang itu yang sidik jarinya sama. Ini sudah teruji secara internasional, pengalaman kami juga seperti itu, sehingga kami meyakinkan identitas itu benar," tandasnya.

Sumber: BeritaSatu.com