Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo menyebut letusan Anak Krakatau tidak berhenti sejak saat itu. Selain itu, dia menyebut ada perubahan pola aktivitas erupsi.
Perubahan pola erupsi itu disebut berubah dari strombolian menjadi surtseyan. Strombolian berarti erupsi yang bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sedangkan tipe surtseyan yang saat ini dialami Anak Krakatau artinya aliran lava atau magma yang keluar kontak langsung dengan air laut. Erupsi jenis ini menandakan debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar.
Dia juga menyebut tremor gunung yang berada di Selat Sunda itu tercatat terjadi tiap lima detik. Aliran utama lava dari Anak Krakatau mengarah ke tenggara.
Peningkatan status itu dilakukan sejak pukul 06.00 WIB pada 27 Desember 2018. Masyarakat pun diminta lebih waspada.
"Zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer. Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan terpisah.
(dhn/zak)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anak Krakatau Siaga, Warga Diminta Waspada - detikNews"
Post a Comment